Kamis, 23 Februari 2012



·        Short history about the development of Pencak Silat Pusak Mande a Muda School of martial arts.

Pencak Silat Pusaka Mande Muda established in 28 September 2002, which based on the basic principles and the norm of “pencak silat Mande Muda”. It is created by “bapak Uyuh Suwanda and bapak Herman Suwanda (the first Suwanda’s son)”, Because of that reason in order to keep the appereance of the principles in the past, bapak E.Tholib. RH and Ibu Ike Ineke Suwanda (the third Suwanda’s daughter) fell need to build a martial art school called pencak silat Pusaka Mande Muda.
 Pencak silat Pusaka Mande Muda is master leads by bapak E Tholib. RH (as one of the best suwanda’s students) and  ibu Ike Suwanda as his wife their both combine the principles, norm and the “Jurus”, i.e., the style in martial arts from bapak Uyuh Suwanda and bapak Herman Suwanda, because it is a heir or a will from Uyuh Suwanda which suggest that all of this must be saved and reserve. But it is not impossible for them to add or create new innovation inside the martial arts itself. So that, the name of “Pusaka” i.e., inheritance, was added in the first name of this school. So the real mean name of pencak silat Mande Pusaka Muda is Mande derived from the basic principles of “Cimande” martial arts sytle, which has been studied by both grandmasters ( Uyuh Suwanda and Herman Suwanda). “Pusaka” used as a spirit and innovative in the school and “muda” means the suggestion for the new generation always to have a young spirit like the great grandmasters.

·        Subject matter of pencak silat Pusaka Mande Muda and further development.

The subject which given to the student is a subject that based on both great grandmasters teaching technique adjoin with innovation from bapak Tholib and ibu Ike so it bring a new particular technique.
In the development pencak silat Pusaka Mande Muda has been spread out inside the country and abroad. Inside the country, the development of this martial arts spread just in West Java exactly in Bandung. As a central, this martial arts first known in Pasundan 1 Senior High School., Next in Pasundan 1 Junior high schools, five state junior high school. After the further development it spread out to Banjaran (Arjasari) and Pangalengan, (both are the name area in west java). Meanwhile the development in abroad has reach Australia, Denmark, Netherlands and United States.
In this martial arts, Uyuh suwanda has separated the levels into five systems of belt levels. The first level is black belt; the following is green, red, white, and yellow by the principles of “aliran” or style from Cimande, Cikalong, Syahbandar, Kari, Madi, and Timbangan. In addition, Herman Suwanda separated the levels according to family system such as grandfather, father, son, grandson etc. He also add the creation making by himself joined with the Jit Kundo material which learned from Dano Inosanto (Bruce Lee student), and “pencak silat kali” ( Mapilindo = Martial arts from Philiphines) and the aliran of martial arts in Indonesia such as “pencak silat Harimau” from Sumatera and ect. He joined all of this material without decrease the particular characteristic the West Java pencak silat itself.

1. leaves = “ngarasa, karasa, rumasa”
       - “Ngarasa”    : become a weak person must learn to be strong
                   - “Karasa”      : when learning something it has to be successful and become real
                   - “Rumasa”    : give appreciates for what has been learned to the teacher and God                                            
             (Allah Subhanahu wata ala) and has to be chair sincerely.

                  2. “Keris and Kujang” = the symbol of self-defense.
        - Keris and kujang are symbols in both of grand masters Uyuh Suwanda and  Herman Suwanda. This weapons also an inheritance weapons like “Keris” in Java meanwhile “Kujang” is a traditional inheritance weapon of West Java especially for Sundanese.

     3. The Star =  constitute symbol of science
       If we have a science so our life will be bright as star.














·        Sejarah Singkat Tentang berdirinya Perguruan Pencak Silat PusakaMande Muda
Pencak Silat Pusaka Mande  Muda berdiri pada tanggal 28 September 2002 yang dilatar belakangi oleh karena prinsip-prinsip dasar serta kaidah pencak silat “Mande Muda” pada masa kepemimpinan bapa Uyuh Suwanda (Alm) dan bapa Herman Suwanda (Alm), bapa E. Tholib RH dan ibu Ike Ineke Suwanda (anak dari bapak Uyuh Suwanda) merasa perlu untuk membentuk suatu perguruan dengan dinamakan pencak silat Pusaka Mande  Muda biar lebih berkhasanah Budaya warisan leluhur (Karuhun).
      Dalam pergerakannya perguruan pencak silat Pusaka Mande  Muda yang di pelopori  oleh bapa E. Tholib RH (salah satu murid terbaik bapak Uyuh Suwanda) dan suami dari ibu ike ineke ini, memadukan prinsip,kaidah dan jurus-jurus pencak silat dari kedua guru besar bapk Uyuh Suwanda dan Herman Suwanda, karena peninggalan itu merupakan suatu harta titipan atau pusaka yang harus di selamatkan serta di lestarikan juga ditambah inovasi dari bapa Tholib dan ibu ike yang memiliki ciri khas. Oleh karena itu nama perguruan di tambah dengan nama “Pusaka”, jadi pengertian pencak silat mande Pusaka Mande  Muda yaitu, karena dilandasi dasar pencak silat aliran “Cimande” yang telah di pelajari oleh Kedua Guru besar Almarhum, dan pelajaran jurus-jurus tersebut adalah sebagai “Pusaka” perguruan dan harus dijalankan/diamalkan dengan suatu semangat dan inovatif karena tetap berjiwa “Muda” baik itu oleh kedua guru besar maupun generasi penerusnya.

  • Pelajaran Pencak Sila Pusaka Mande  Muda dan Perkembangannya
Materi pelajaran yang diberikan kepada murid adalah materi pelajaran yang bersumber darikedua guru besar Almarhum ditambah dengan inovasi dari Bapa EtholibRH dan Ibu Ike Ineke Suwanda sehingga memiliki pelajaran cirri khas tertentu.Dalamperkembangannya pencak silat Pusaka Mande  Muda telah menyebar didalam diluar negri. Untuk perkembangan didalam negri baru tersebar di wilayah Jawa Barat saja tepatnya di kota Bandung sendiri yaitu, SMA Pasundan 1 sebagai pusatnya, SMP Pasundan 1, SMPN 5, Banjaran (Arjasari) dan Pangalengan, sedangkan penyebaran di luar negri telah mencapai negara Australia, Denmark, Belanda dan Amerika.
Adapun tingkatan-tingkatan di perguruan pencak Silat Pusaka Mande Muda adalah perpaduan dari kedua guru besar almarhum, yaitu bapa Uyuh Suwanda dikenal dengan sistim lima tingkatan sabuk, pertama sabuk hitam, hijau, merah, putih dan kuning dengan dasar aliran silat Cimande, Cikalong, Syahbandar, Kari, Madi, dan Timbangan. Sedangkan Family system yang dipekenalkan oleh bapa Herman Suwanda seperti kakek, bapa, paman, anak, cucu, cicit dan sebagainya. Mengenalkan aliran silat selain dari pepaduan dari bapa Uyuh Suwanda juga mengembangkan kreasi sendiri juga ditambah dengan materi Jit Kundo yang dipelajari dari Dano Inosanto (murid Bruce Lee), Pencak Kali (Mapilindo=Pencak Silat dari Filiphina), dan aliran pencak silat yang ada di Indonesia seperti Pencak Harimau dari Sumatera dan sebagainya dengan tidak meninggalkan ciri khas dari pencak silat Jawa Barat itu sendiri.


  • Arti Lambang Pencak Silat Pusaka Mande  Muda
1.      Tiga Lembar Daun = Ngarasa, Karasa dan Rumasa
-          Ngarasa     : Menjadi orang lemah harus menjadi kuat.
-          Karasa       : Belajar harus sampai terwujud atau nyata
-          Rumasa     : Berterimakasih atas apa yang telah di pelajari pada Guru
           dan yang Maha Pencipta Allah S.W.T, seta harus diamalkan 
           dengan ikhlas.
2.      Keris dan Kujang = Lambang pertahan diri
-          Keris dan kujang ini merupakan simbul pada kedua Guru besar Almarhum dan kedua senjata ini merupkan senjata seperti keris senjata yang berada di Pulau Jawa sedangkan kujang merupakan senjata ciri khas Jawa Barat atau Suku Sunda.
3.      Bintang = Merupakan lambang ilmu
-          Apabila kita memiliki ilmu maka hidup kita akan terang seperti bintang

  • Motto Perguruan Pusaka Mande  Muda
“ Budi Luhur Jembar Kabisa, Gede Bakti Budi Suci”, yang berarti
-          Budi Luhur           : Mempunyai kepribadian atau wibawa yang tinggi
-          Jembar Kabisa       : Memiliki ilmu yang tinggi
-          Gede Bakti            : Mengamalkan ilmu
-          Budi Suci              : Menjalankan atau mengamalkan ilmu dengan ikhlas
Jadi pengertianya adalah seorang pesilat Mande Pusaka Muda harus memiliki kepribadian atau wibawa yang tinggi di sertai dengan ilmu yang luhur dan di amalkan dengan penuh keikhlasan. Apabila dikaji secara harfiah bahwa seorang pesilat apabila  ada wibawa kareana adanya ilmu, kalau ilmu sudah tinggi janganlah berprilaku sombong melainkan harus di amalkan dengan ikhlas.

  • Falsafah / Ageman Perguruan Pencak Silat Mande Pusaka Muda
“Satria Mande Pusaka Muda Budi Pekerti Luhur” yang digambarkan dengan simbul-simbul berupa:
    1. Banteng                       : Melambangkan social yang artinya bahwa seorang pesilat harus hidup bermasyarakat.
    2. Ular                             : Melambangkan pengobatan yang artinya seorang pesilat harus menjadi panutan atau obat untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
    3. Padi                             : Lambang ketenangan artinya seorang pesilat harus mempunyai kesabaran atau ketenangan dalam menghadapi segala permasalahan atau tantangan.
    4. Trisula                         : Melambangkan niat ucapan dan tingkah laku artinya seorang pesilat harus mempunyai tingkah laku yang baik.
    5. Harimau                      : Melambangkan wibawa atau keberanian artinya seorang pesilat harus mempunyai pengaruh dan keberanian dalam menegakan kebenaran atau keadilan.
    6. Bundaran Kepala        : Melambangkan ilmu/kesadaran artinya segala sesuatu hal harus berdasarkan pemikiran akal sehat bukan berdasarkan nafsu amarah. Jadi point sau sampai dengan lima dijiwai dan di kuasai oleh yang enam.
 
  • Janji Perguruan
    1. Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
    2. Hormat pada guru dan orang tua
    3. Menjunjung tinggi perguruan dan memelihara kesetiakawan
    4. Menjaga nama baik perguruan dan sekolah dan tidak menylahgunakan ilmu beladiri yang telah diterima
    5. Teguh dalam pendirian dan tidak menyombongkan diri.